Efek Pemberian Kalium Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat

EFEK PEMBERIAN KALIUM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT



Oleh :
Febrianti Maggellang
Shivara Yan Firdausya
Nurul Fitria
Fauzan Akhmaludin



UNIVERSITAS ISLAM MALANG
FAKULTAS PERTANIAN
2018

I. PENDAHULUAN
Tomat (Solanum lycopersicum) adalah tumbuhan dari keluarga Solanaceae, tumbuhan asli Amerika Tengah dan Selatan, dari Meksiko sampai Peru. Tomat sendiri memiliki siklus hidup yang singkat dan memiliki tinggi antara 1 hingga 3 meter. Tomat sendiri memiliki khasiat antara lain mencegah kanker, karena tomat pada warna merahnya banyak mengandung Lycopene. Namun di Indonesia sendiri produksinya dari segi kualitas maupun kuantitasnya sendiri masih rendah. Hal tersebut disebabkan oleh keadaan tanah pada lahan yang ditanami, sistem pemupukan yang tidak seimbang, gangguan hama dan patogen, teknis budidaya oleh petani, serta pengaruh iklim dan cuaca pada tanaman tomat. Salah satu syarat ideal dari tumbuh kembang tomat yakni curah hujan 750-1250 mm/tahun dan kelembaban relatifnya  +/- 25 %. Tomat yang berukuran besar, berdaging tebal, berbiji sedikit, dan berwarna merah disebut tomat buah. Tomat yang berukuran kecil dikenal sebagai tomat sayur dan yang lebih kecil lagi sebesar kelereng disebut tomat chery dan digunakan untuk campuran membuat sambal atau hidangan selada. Jika orang menyebut tomat, asumsinya adalah buah untuk sayuran.

Buah Tomat (Solanum lycopersicum) merupakan salah satu produk hortikultura yang berpotensi, menyehatkan dan mempunyai prospek pasar cukup menjanjikan. Tomat, baik dalam bentuk segar maupun olahan, memiliki komposisi zat gizi yang cukup lengkap dan baik. Buah tomat terdiri dari 5-10% berat kering tanpa air dan 1 persen kulit dan biji. Jika buah tomat dikeringkan, glukosa dan fruktosa, sisanya asam-asam organik, mineral, pigmen, vitamin, dan lipid.Tomat termasuk tanaman setahun (annual) yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode panen. Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan panjang bisa mencapai 2 meter. Bentuk, warna , rasa, dan tekstur buah tomat sangat beragam. Ada yang bulat, bulat pipih, keriting, atau seperti bola lampu. Warna buah masak bervariasi dari kuning, orange, sanpai merah, tergantung dari jenis pigmen yang dominan. Rasanya pun bervariasi, dari masam hingga manis. Buahnya tersusun dalam tandan-tandan. Keseluruhan buahnya berdaging dan banyak mengandung air
Tomat merupakan buah  pangan yang saat ini telah dikonsumsi di seluruh penjuru dunia. Diyakini, mengkonsumsi tomat baik bagi kesehatan  hati. Tomat, salah satu antioksidan alami yang sangat kuat ternyata terkandung di dalam buah tomat dengan kadar 30-100 ppm (Bombardelli, 1999). Tomat memiliki kemampuan untuk mencegah penyakit kanker. Saat ini telah dikembangkan pula ekstrak buah tomat yang digunakan sebagai treatment tekanan darah tinggi.
Tingginya tingkat kerusakan pada buah tomat dikarenakan masih adanya aktivitas metabolisme yang masih berlanjut pada buah tomat meskipun sudah di panen atau disimpan. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan hasil dan kualitas tanaman tomat adalah dengan memperhatikan faktor biotik dan abiotik melalui penerapan teknologi budidaya yang tepat. Salah satu teknik budidaya tanaman yang diharapkan dapat  meningkatkan hasil dan kualitas buah tomat adalah  pemberian pupuk kalium dalam bentuk KCl.   Tanaman tomat menyerap unsur Kalium dalam jumlah yang banyak, berkisar antara 1-5% dari bobot kering tanaman (Chen dan Gabelman, 2000). Kalium memegang peranan penting dalam metabolisme tanaman (Farhad et al., 2010), membantu pembentukan protein, karbohidrat, aktivitas enzim, regulasi osmotik, efisiensi penggunaan air, translokasi fotosintat (McKenzie, 2001), merangsang perkembangan akar dan meningkatkan ukuran buah (Marsono dan Sigit, 2001), meningkatkan transportasi gula dan asam ke organ penyimpanan (Bernardi et al., 2013).

II. HASIL PENELITIAN YANG TELAH DILAKUKAN
Hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan pupuk kalium terhadap respon pertumbuhan tomat bahwa kadar serapan kalium di daun semakin meningkat dengan adanya meningkatnya dosis KCl yang diberikan sampai dosis 225 kg ha-1  . Adanya serapan kalium yang lebih besar pada daun tanaman akan meningkatkan status ketersediaan kalium pada organ tanaman. Kecukupan kalium ini ini juga berfungsi untuk meningkatkan status pertahanan tanaman untuk memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan oleh patogen.  Hal tersebut terjadi karena tanaman akan dapat  meningkatkan kekuatan dinding selnya, sehingga tingkat kekerasan buah akan semakin bertambah. (Hardter, R 2003) dan (Pervez, H et al., 2007) menambahkan bahwa kadar kalium dalam tanaman yang cukup dapat meningkatkan kekuatan batang dan tangkai tanaman Padi sebagai akibat meningkatnya ketahanan tanaman. Kalium juga meningkatkan kerja enzim untuk metabolisme tanaman. Kecukupan kalium pada tanaman akan meningkatkan sintesis senyawa molekul dengan berat molekul tinggi (protein, pati dan selulose) sehingga mengurangi sintesis senyawa molekul dengan berat molekul rendah, seperti: asam organik, asam amino dan amida dalam jaringan tanaman. Dengan demikian, adanya kecukupan kalium dapat meningkatkan terbentuknya senyawa lignin  yang lebih tebal (Rosyidah, 2016).
Selain itu, Sesuai pernyataan (Pantastico, 1986), bahwa ukuran dan bobot buah dapat dinaikkan dengan pupuk K. Dengan kecukupan kalium di tanaman maka akan meningkatkan kerja enzim sehingga meningkatkan aktivasi plastida di daun, sintesis protein, fotosintesis dan gerakan stomata, akibatnya produksi klorofil di daun akan meningkat dan akan meningkatkan kandungan klorofil daun (Rosyidah, 2016). Salah satu fungsi kalium adalah membantu pembentukan protein dan karbohidrat. Dengan tingginya kandungan protein yang terdapat pada buah tomat maka kandungan vitamin C pun juga akan ikut meningkat, hal itu dikarenakan vitamin C yang dihasilkan merupakan hasil dari sintesa protein. Tingginya kandungan pati pada buah tomat berdampak pada meningkatnya padatan terlarut yang merupakan indikator tingkat kemanisan buah yang dihasilkan (Aris, 2016). Menurut (Marsiana, 2005), pemberian dosis pupuk kalium yang direspon dengan baik oleh tanaman akan mempengaruhi pembentukan buah dan meningkatkan kualitas buah. penambahan pupuk kalium yang melebihi batas optimum maka tidak dapat diserap oleh tanaman sehingga memerlukan asupan pupuk kalium dengan dosis yang tepat (Amisnaipa et al,.2009).
DAFTAR PUSTAKA
Amisnaipa, A.D Susila, R. Situmorang, dan D. W. Purnomo. 2009. Penentuan Kebutuhan Kalium
untuk Budidaya Tomat Menggunakan Irigasi Tetes dan Mulsa Polyethylene. J. Argon. Indonesia 37 (2): 115-122
Farhad, I.S.M., M.N. Islam, S. Hoque, and M.S.I. Bhuiyan. 2010. Role of potassium and sulphur on the growth, yield, and oil content of soybean ( Glycine max L.) Ac. J. Plant Sci. 3(2):99103
Hardter, R. Potassium and Biotic Stress of Plants. 2003. In Feed the Soil to Feed the People: The Role of Potash in Sustainable Agriculture . Johnston, A.E., Ed.. International Potash Institute: Basel, Switzerland. pp. 345–362.
Marschner, P. Marschner ’s. 2012. Mineral Nutrition of Higher Plants , 3rd ed.; Academic Press: London. pp. 178–189.
Marsono dan Sigit. 2001. Pupuk akar,jenis dan aplikasi. Penebar Swadaya Jakarta.
Masriana. 2005. Respon Beberapa Varietas Ubi Jalar pada Berbagai Pupuk Kalium.
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta).
McKenzie, R. 2001. Potassium Fertilizer Application in Crop Production. [Internet]. [cited
14Maret2015].Avaiblefrom: http://www.agric.gov.ab.ca/universalpages/includes/docheader.map.
Nurrochman, trisnowati, S., muhartini, S 2011. Pengaruh Pupuk Kaliun Clorida Dan Umur
Penjarangan Buah Terhadap Hasil Dan Mutu Salak (salacca zalacca (gaertn.) ‘pondoh super’. Jurnal Penelitian. Fakultas Pertanian Gadjah Mada. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. 12 hal 
Pantastico, Er. B. 1975. Preharvest Factor Affecting Quality and Physiology After Postharvest Physiology, Handling and Utilization of Tropical and Subtropical Fruit and Vegetables. AVI Pub. Co. Inc. Westport, Connecticut. p25-36.
Pervez, H.; Ashraf, M.; Makhdum, M.I.; Mahmood, T. 2007. Potassium nutrition of cotton 
(Gossypium hirsutum L.) in relation to cotton leaf curl virus disease in aridisols. Pak. J. Bot., 39: 529–539.  
Rosyidah, A. 2016. Respon pemberian pupuk kalium terhadap ketahanan penyakit bakteri dan karakter agronomi pada tomat (Solanum lycopersicum L.). [Internet]. [cited 5 Agustus 2017]. Avaible from: http://semnas.unikama.ac.id/lppm/prosiding/2016/PENELITIAN/PANGAN%20DAN%20T ERNAKI/Anis%20Rosyidah_UNISMA.pdfbakteri dan karakter agronomi pada tomat (Solanum lycopersicum L.). [Internet]. [cited 5 Agustus 2017]. Avaible from: http://semnas.unikama.ac.id/lppm/prosiding/2016/PENELITIAN/PANGAN%20DAN%20T ERNAKI/Anis%20Rosyidah_UNISMA.pdfbakteri dan karakter agronomi pada tomat (Solanum lycopersicum L.). [Internet]. [cited 5 Agustus 2017]. Avaible from: http://semnas.unikama.ac.id/lppm/prosiding/2016/PENELITIAN/PANGAN%20DAN%20T ERNAKI/Anis%20Rosyidah_UNISMA.pdf



Komentar